Nama : Hany Nadyandika
NPM : 12217670
Kelas : 4EA10
Kentucky Fried Chicken
Kentucky Fried Chicken (KFC) memasuki India pada Juni
1995, tepatnya di Bangalore, dan menghadapi banyak protes dan demostrasi selama
bertahun-tahun. Beberapa diantaranya adalah :
1. Meskipun pemerintah telah mengizinkan masuknya
investasi asing di bidang makanan cepat saji pada awal 1990an, masih ada
beberapa pihak yang tidak setuju. Alasan ketidaksetujuan ini diantaranya :
banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, menjaga bisnis
domestik, ketakutan akan invasi budaya, dampak buruk junk food bagi kesehatan,
serta dampak ke pertanian dan lingkungan. Para petani mengatakan bahwa KFC
telah bertindak tidak etis dengan menawarkan junk food di negara miskin seperti
India, yang memiliki masalah malnutrisi yang parah. Selain itu, ketidaksetujuan
juga datang dari pihak lain seperti nasionalis, aktivis lingkungan, dan aktivis
binatang.
2. Pelanggaran terhadap peraturan mengenai kandungan
MSG dalam makanan. Pada saat itu, Agustus 1995, batas kandungan MSG yang
ditentukan oleh Indian Prevention of Food Adulteration Act (IPFAA) untuk
makanan cepat saji adalah maksimal 1%. Sedangkan ayam Kentucky mengandung 2,8%
MSG. Akibat kasus ini, KFC sempat dicabut surat izin usahanya dan berurusan
dengan hukum. Namun pihak KFC terus menyatakan pembelaannya. Akhirnya, pada
Desember 1995 pemerintah India menaikkan batas maksimal kandungan MSG di
makanan. Meskipun demikian, aktivis terus mencari isu-isu lainnya untuk
menjatuhkan KFC. Kontroversi mengenai MSG dan protes dari para nasionalis baru
menghilang pada akhir 1990an, yang digantikan oleh masalah dari PETA.
3. PETA (People for the Ethical Treatment of Animals)
India, yang terutama mengecam penyiksaan yang dilakukan KFC terhadap ayam di
peternakannya. PETA bahkan sempat menyiarkan dokumentasi video pada konferensi
pers di Bangalore pada tanggal 9 Oktober 2003. Video ini menggambarkan penderitaan
yang dialami ayam-ayam di peternakan KFC, diantaranya memperlihatkan bagaimana
ayam ditempatkan di kandang yang sempit dan harus berebutan untuk memperoleh
makanan, rekayasa genetika yang dilakukan, tidak adanya pengobatan bagi ayam
yang terkena penyakit, penyembelihan tanpa menggunakan anestesia, dan kekasaran
yang dilakukan oleh pekerja di peternakan. Ayam-ayam diberi makan paksa
sehingga tumbuh secara abnormal, mengalami patah tulang, serangan jantung,
kelainan kaki. Selain itu, PETA mengklaim KFC sebagai pembunuh ayam terbesar di
dunia. Sampai saat ini, perselisihan antara keduanya masih berlanjut.
KFC menghadapi banyak kasus selama tahun-tahun awalnya
di India, yang dikarenakan kurangnya analisis terhadap lingkungan eksternal,
diantaranya :
1. Sosial
budaya : budaya, nilai, institusi sosial, lingkungan.
2. Politik-hukum
: sentimen proteksi, regulasi kandungan MSG.
3. Ekonomi
: pendapatan per kapita.
Akibatnya, KFC mengalami kerugian yang cukup besar,
baik karena kasus hukum, tindakan vandalisme, dan image perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar